MARAH...

Minggu, 30 Agustus 2015

Marah...

Marah dalam panggung sandiwara memerlukan sebuah tingkat kesadaran diri. Karena jika seorang aktor saat menyampaikan kemarah lepas kendali dan kehilangan kesadaran dirinya, maka akan berakibat fatal pada sebuah pementasan. Bisa saja aktor tersebut akan merusak sebuah pementasan, dengan menghancurkan properti, mengulur durasi pementasan atau bahkan mamakan dialog lawan mainnya. Maka memang didalam sebuah pementasan dibutuhkan sebuah kesadaran diri, meskipun dalam menyampaikan kemarahan.

Pula dalam dunia nyata, hemat saya, dalam kehidupan sehari-hari, sebuah kesadaran diri amatlah penting, karena jika tanpa adanya kesadaran akan banyak hal yang lepas dari kendali diri kita dan mungkin memang akan berakibat buruk, dalam diri kita sendiri maupun orang lain. Marah merupakan salah satu metode sosial, merupakan sebuah sikap, aksi reaksi. Yang dalam hal ini memerlukan sebuah kesadaran dan tingkat pengertian marah bukan sebuah tujuan, melainkan adalah metode, jalan, ataupun cara dalam menyikapi peristiwa. Maka dalam memperoleh sebuah tujuan dari marah, tingkat kesadaran seorang pribadi amatlah diperlukan, agar saat marah tidak akan menimbulkan bekas luka yang terkenang selama-lamanya. Yang dikarenakan tak adanya kesadaran sehingga kehilagan pengendalian diri, megakibatkan tidak tepatnya sikap maupun perkataan yang diucapkan saat marah.

Diperlukan pengetahuan yang lebih dalam memahami marah adalah jalan, cara ataupun metode dan bukan tujuan itu sendiri. Tanpa adanya pengertian tersebut, marah akan hanya menjadi sebuah marah, dan bahkan akan menjadi akibat buruk karena marah akan sangat melelahkan diri sendiri karena jengkel yang disebabkan oleh diri sendiri, mengakibatkan rasa sakit yang tak kunjung sembuh oleh penderitanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading